Muhammad Amirullah Bin Abdullah
11542105569
Tiks
Tiks adalah gangguan mental
akibat internet. Internet telah membuat banyak orang menjadi “gila”. Ada orang yang lebih mencintai internet melebihi rasa
cinta kepada pasangannya. Ada
juga orang yang rela tidak
tidur demi chating dan browsing.
Ada anak yang lebih memilih internet
dari nasi. Dari
orang dewasa hingga
anak-anak memenuhi warung-warung internet, setiap harinya, karena “kegilaan” terhadap internet.
Ancaman gangguan mental saat kita sedang online di internet:
1. Gangguan kepribadian
berupa emosi yang sebentar-sebentar meledak di saat online – mengamuk karena
mudah tersinggung (Online Intermittent Explosive Disorder/OIED) orang yang
mengidap gangguan ini tampak normal pada awalnya. Beberapa hari atau jam
sebelumnya mereka bisa saja melakukan pembicaraan-pembicaraan lucu atau
komentar-komentar hangat. Akan tetapi
beberapa saat kemudian berubah marah-marah dan mengumpat disebabkan sesuatu
yang menyinggung perasaannya.
2. Toleransi rendah
terhadap kekalahan dalam forum (Low Forum Frustration Tolerance/LFFT)
Digambarkan sebagai seseorang yang mencari-cari kepuasan segera atau
penghindaran dari rasa sakit dengan segera. Pada awalnya mirip dengan perilaku
anak tujuh tahunan yang menginginkan sebuah mainan, dan akan berteriak dengan
menghentak-hentakan tangan dan kakinya agar segera mendapatkan apa
diinginkannya.
Bagi orang yang suka menulis dan melakukan posting, sering kali
merasa bahwa postingnya sangat sempurna. penulisnya hampir setiap waktu
mengecek masuknya komentar yang baru diberikan pembacanya. Jika ia mendapat
komentar-komentar miring penuh kritik, maka dengan cepat ia akan meluncurkan
jawaban yang akan mematahkan tanggapan itu.
3. Munchausen di Internet
- tukang cerita untuk membangkitkan rasa kasihan (Munchausen Syndrom) suatu
kondisi di mana seseorang dengan
sengaja membuat kebohongan, menirukan, menambah buruk suatu keadaan, atau mempengaruhi diri sendiri agar sakit dengan
tujuan diperlakukan seperti orang sakit.
4. Gangguan kepribadian
yang tergoda untuk memaksa orang lain pada saat online (Online
Obsessive-Compulsive Personality Disorder/OOCPD)
Gangguan kepribadian jenis ini bisa dijelaskan dengan contoh
kegilaan akan tata bahasa. Ketika orang menemukan suatu kesalahan tata bahasa
atau penulisan kata yang keliru dari orang lain dalam sebuah posting atau
komentar, maka dia langsung menyerang dan dengan keras memprotesnya.
5. Low Cyber Self-Esteem
(LCSE) atau penghargaan terhadap diri sendiri yang rendah (Seperti seseorang
yang dibenci setiap orang, tapi tidak ada yang meninggalkannya) Di dalam
kehidupan nyata ini disebut merendahkan diri sendiri atau perilaku pencarian
perhatian.
Jika sampai kepada tingkat ekstrem, hal itu dapat berubah menjadi
Online Erotic Humiliation atau pelecehan seksual secara online, di mana
pelecehan menjadi sebuah tindakan nyata. Sehingga ketika anda mengatakan kepada
seseorang agar melakukan sebuah tindakan seksual, mungkin dia akan menganggap
hal itu penting dan dia dengan sungguh-sungguh akan melakukannya.
6. Internet Asperger’s
Syndrome
hilangnya semua aturan sosial dan empati pada diri seseorang,
disebabkan tanpa alasan selain hanya secara kebetulan berhadapan dengan sebuah
benda mati; berkomunikasi via papan tombol dan monitor pada suatu waktu.
Sindrom ini adalah bentuk halus dari autisme yang tampak berupa
ketidakmampuan biologi untuk menunjukkan empati kepada manusia lain, mungkin
disebabkan ketidakmampuan untuk mengenali isyarat nonverbal. Mereka secara
terus-menerus bertingkah aneh dan mengganggu disebabkan mereka tidak mengetahui
bahwa anda terganggu. Ada bagian dari otak mereka yang rusak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar