Rabu, 23 Maret 2016

KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT

NAMA            : AGUSTIANI YUNELDA
NIM                : 11442201242
MATKUL       : KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT

KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT
Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan sekitar ia hidup. Mental yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor. Seseorang yang sehat mentalnya akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup, dan ketenangan itu didapat ketika ia dekat dengan  Tuhannya dan berpegang teguhnya pada agamanya. Namun ketika seseorang jauh dari Tuhan dan jauh dari agamanya, maka akan terjadi ketidaksehatan mental pada orang tersebut yang berpengaruh pada perasaanya. Seperti cemas, iri hati, rasa sedih, rasa rendah diri,dan pemarah.
Pertama, rasa cemas (gelisah), perasaan ini timbul pada diri seseorang ketika ia terlalu takut, menginginkan sesuatu tetapi belum tercapai, perasaan yang tidak menentu, banyaknya masalah yang selalu dipikirkan tetapi tidak menemukan penyelesainnya, sehingga jika hal ini dibiarkan mengakibatkan ketidaksehatan mental dan terganggunya ketenangan hidup.
Kedua, iri hati, yang disebabkan karena ia tidak dapat merasakan kebahagiaan hidup seperti yang dirasakan orang lain. Karena terlalu sibuk mengurusi urusan orang lain, sehingga apapun yang orang lain punya, ia pun menginginkannya. Ketidaksehatan mental seperti ini akan membuat orang tersebut tidak pernah puas, selalu merasa kurang dari orang-orang disekitarnya.
Ketiga, rasa sedih,  pada dasarnya setiap orang pasti pernah merasakan kesedihan ketika seseuatu yang tidak diinginkan terjadi. Namun rasa sedih karena ketidaksehatan mental terjadi akibat seseuatu yang tidak berasalan, didalam kehidupannya ia merasa terlalu banyak hal-hal yang menyedihkan yang menimpa dirinya.
Keempat, rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada dirinya sendiri, perasaan ini timbul karena seseorang tersebut menarik dari lingkungannya, tidak mau bergaul, merasa dirinya kurang dari yang lain sehingga ia kehilangan kepercayaan terhadap dirinya sendiri dan menjadi suka menyendiri. Hal ini mengakibatkan orang tersebut dalam pergaulan ia menjadi kaku sehingga tidak disukai oleh teman-temannya dan cenderung mudah tersingggung.
Kelima, marah, marah adalah perasaan yang timbul akibat dari kekecewaan, ketidakpuasan, atau keinginan yang tidak kesampaian. Pertentangan dan konflik batin menyebabkan seseorang menjadi marah, ketidaksehatan mental seseorang mengakibatkan ia tidak mampu menahan atau mengontrol amarahnya.
Ketidaksehatan mental seseorang selain berpengaruh terhadap perasaannya, juga berpengaruh terhadap pikiran dan kecerdasan seseorang. Kecerdasan seseorang bisa didapat dari keturunan bisa juga didapat dari proses belajar. Seseorang yang cerdas, tetapi tidak sehat mentalnya maka ia akan mudah stress. Ada beberapa pengaruh ketidaksehatan mental terhadap pikiran dan kecerdasan:
Pertama, sering lupa. Seorang anak, yang memiliki kecerdasan bawaan atau keturunan dari orang tuanya namun  tidak mendapatkan kesempatan dari lingkungan untuk berkembang maka kecerdasan tersebut tidak akan maksimal. Bahkan hal ini akan menyebabkan terganggunya kesehatan mental seorang anak, ia menjadi kurang fokus, konsentrasi berkurang, kemampuan menurun dan merasa pikirannya tidak lagi bisa digunakan. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketenangan jiwa pada dirinya.
Kedua, perlakuan orang tua yang otoriter, terlalu keras juga berpengaruh pada mental anak. Misalnya orang tua yang terlalu memaksa atau mengekang, tidak memberikan kebebasan emosional kepada anak, terlalu ikut campur, tidak peduli kepada anak, suka membanding-bandingkan, hal ini membuat anak malas belajar sehingga menjadi bodoh. Padahal sebenarnya anak tersebut pintar, tetapi karena tidak mendapatkan ketenangan jiwa dari orang tuanya ia menjadi anak yang pemalas dan bodoh. Dalam hal ini bukan berarti orang tua harus memberikan kebebasan secara penuh kepada anak, ini juga berbahaya pada mental dan kecerdasan anak. Orang tua harus bisa menjadi panutan sekaligus sahabat bagi anaknya. Orang tua yang sehat secara mental tahu bagaimana memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Apalagi dalam islam, orang tua adalah madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya.
Ketiga, pertengkaran orang tua, hal ini sangat berpengaruh pada mental anak. Orang tua yang sering bertengkar, apalagi didepan anaknya sendiri maka hal ini akan membuat goncangan batin pada anak. Dibenaknya akan selalu terbayang pertengkaran kedua orang tuanya, sehingga berpengaruh pada kecerdasannya. Anak dilahirkan kedunia dalam keadaan fitrah, orang tualah yang akan membentuk kpribadian seorang anak, menanamkan nilai-nilai agama kepada anak, membuat rasa aman dan nyaman pada anak, dan sebagainya. Namun jika orang tuanya selalu bertengkar, apa yang bisa dijadikan contoh oleh anak. Tidak ada pedoman, dan tidak ada tempatnya bergantung karena tempatnya bergantung pun  bermasalah. Hal ini akan menggangu pikiran anak, sehingga berakibat buruk pada dirinya. tingkat kecerdasan anak akan menurun perlahan, ia tidak akan bisa fokus pada apa yang dikerjakannya karena terbayang masalah yang dihadapi kedua orang tuanya. Jika orang tua sehat mental, maka pasti mereka juga akan memikirkan bagaimana anaknya bisa nyaman berada disekitarnya.
Agama telah mengajarkan seseorang atau masyarakat agar selalu sehat mentalnya. Sehat secara psikis maupun fisik. Dalam kehidupan bermasyarakat, keluarga adalah komponen terkecil. Jika dalam keluarga sudah sehat mentalnya, maka akan terbentuk masyarakat yang sehat mental juga. Dalam skala kecil ataupun besar, agama selalu jadi panduan untuk berbuat didunia. Jika agama sudah diterapkan dengan baik, maka individu. Keluarga, masyarakat bahkan negara akan menjadi baik.
Sebagai umat islam, ingatlah selalu Firman Allah “ (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (Q.S. Ar-Ra’d: 28)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar