NAMA : AGUSTIANI YUNELDA
NIM : 11442201242
MATKUL : KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT
KESEHATAN MENTAL MASYARAKAT
Kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan
diri sendiri, dengan orang lain, dan dengan lingkungan sekitar ia hidup. Mental
yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh stressor. Seseorang yang sehat
mentalnya akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup, dan ketenangan itu
didapat ketika ia dekat dengan Tuhannya
dan berpegang teguhnya pada agamanya. Namun ketika seseorang jauh dari Tuhan
dan jauh dari agamanya, maka akan terjadi ketidaksehatan mental pada orang
tersebut yang berpengaruh pada perasaanya. Seperti cemas, iri hati, rasa sedih,
rasa rendah diri,dan pemarah.
Pertama, rasa cemas (gelisah), perasaan ini timbul pada diri
seseorang ketika ia terlalu takut, menginginkan sesuatu tetapi belum tercapai, perasaan
yang tidak menentu, banyaknya masalah yang selalu dipikirkan tetapi tidak
menemukan penyelesainnya, sehingga jika hal ini dibiarkan mengakibatkan
ketidaksehatan mental dan terganggunya ketenangan hidup.
Kedua, iri hati, yang disebabkan karena ia tidak dapat merasakan
kebahagiaan hidup seperti yang dirasakan orang lain. Karena terlalu sibuk
mengurusi urusan orang lain, sehingga apapun yang orang lain punya, ia pun menginginkannya.
Ketidaksehatan mental seperti ini akan membuat orang tersebut tidak pernah
puas, selalu merasa kurang dari orang-orang disekitarnya.
Ketiga, rasa sedih, pada
dasarnya setiap orang pasti pernah merasakan kesedihan ketika seseuatu yang tidak
diinginkan terjadi. Namun rasa sedih karena ketidaksehatan mental terjadi
akibat seseuatu yang tidak berasalan, didalam kehidupannya ia merasa terlalu
banyak hal-hal yang menyedihkan yang menimpa dirinya.
Keempat, rasa rendah diri dan hilangnya kepercayaan kepada dirinya
sendiri, perasaan ini timbul karena seseorang tersebut menarik dari
lingkungannya, tidak mau bergaul, merasa dirinya kurang dari yang lain sehingga
ia kehilangan kepercayaan terhadap dirinya sendiri dan menjadi suka menyendiri.
Hal ini mengakibatkan orang tersebut dalam pergaulan ia menjadi kaku sehingga
tidak disukai oleh teman-temannya dan cenderung mudah tersingggung.
Kelima, marah, marah adalah perasaan yang timbul akibat dari
kekecewaan, ketidakpuasan, atau keinginan yang tidak kesampaian. Pertentangan
dan konflik batin menyebabkan seseorang menjadi marah, ketidaksehatan mental
seseorang mengakibatkan ia tidak mampu menahan atau mengontrol amarahnya.
Ketidaksehatan mental seseorang selain berpengaruh terhadap
perasaannya, juga berpengaruh terhadap pikiran dan kecerdasan seseorang.
Kecerdasan seseorang bisa didapat dari keturunan bisa juga didapat dari proses
belajar. Seseorang yang cerdas, tetapi tidak sehat mentalnya maka ia akan mudah
stress. Ada beberapa pengaruh ketidaksehatan mental terhadap pikiran dan
kecerdasan:
Pertama, sering lupa. Seorang anak, yang memiliki kecerdasan bawaan
atau keturunan dari orang tuanya namun
tidak mendapatkan kesempatan dari lingkungan untuk berkembang maka
kecerdasan tersebut tidak akan maksimal. Bahkan hal ini akan menyebabkan
terganggunya kesehatan mental seorang anak, ia menjadi kurang fokus,
konsentrasi berkurang, kemampuan menurun dan merasa pikirannya tidak lagi bisa
digunakan. Hal ini dikarenakan tidak adanya ketenangan jiwa pada dirinya.
Kedua, perlakuan orang tua yang otoriter, terlalu keras juga
berpengaruh pada mental anak. Misalnya orang tua yang terlalu memaksa atau
mengekang, tidak memberikan kebebasan emosional kepada anak, terlalu ikut
campur, tidak peduli kepada anak, suka membanding-bandingkan, hal ini membuat
anak malas belajar sehingga menjadi bodoh. Padahal sebenarnya anak tersebut
pintar, tetapi karena tidak mendapatkan ketenangan jiwa dari orang tuanya ia
menjadi anak yang pemalas dan bodoh. Dalam hal ini bukan berarti orang tua
harus memberikan kebebasan secara penuh kepada anak, ini juga berbahaya pada
mental dan kecerdasan anak. Orang tua harus bisa menjadi panutan sekaligus
sahabat bagi anaknya. Orang tua yang sehat secara mental tahu bagaimana
memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anaknya. Apalagi dalam islam, orang tua
adalah madrasah utama dan pertama bagi anak-anaknya.
Ketiga, pertengkaran orang tua, hal ini sangat berpengaruh pada
mental anak. Orang tua yang sering bertengkar, apalagi didepan anaknya sendiri
maka hal ini akan membuat goncangan batin pada anak. Dibenaknya akan selalu
terbayang pertengkaran kedua orang tuanya, sehingga berpengaruh pada
kecerdasannya. Anak dilahirkan kedunia dalam keadaan fitrah, orang tualah yang
akan membentuk kpribadian seorang anak, menanamkan nilai-nilai agama kepada
anak, membuat rasa aman dan nyaman pada anak, dan sebagainya. Namun jika orang
tuanya selalu bertengkar, apa yang bisa dijadikan contoh oleh anak. Tidak ada
pedoman, dan tidak ada tempatnya bergantung karena tempatnya bergantung
pun bermasalah. Hal ini akan menggangu
pikiran anak, sehingga berakibat buruk pada dirinya. tingkat kecerdasan anak
akan menurun perlahan, ia tidak akan bisa fokus pada apa yang dikerjakannya
karena terbayang masalah yang dihadapi kedua orang tuanya. Jika orang tua sehat
mental, maka pasti mereka juga akan memikirkan bagaimana anaknya bisa nyaman
berada disekitarnya.
Agama telah mengajarkan seseorang atau masyarakat agar selalu sehat
mentalnya. Sehat secara psikis maupun fisik. Dalam kehidupan bermasyarakat,
keluarga adalah komponen terkecil. Jika dalam keluarga sudah sehat mentalnya,
maka akan terbentuk masyarakat yang sehat mental juga. Dalam skala kecil
ataupun besar, agama selalu jadi panduan untuk berbuat didunia. Jika agama
sudah diterapkan dengan baik, maka individu. Keluarga, masyarakat bahkan negara
akan menjadi baik.
Sebagai umat islam, ingatlah selalu Firman Allah “ (yaitu)
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat
Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram (Q.S.
Ar-Ra’d: 28)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar