Rabu, 16 Maret 2016

Kisah Seorang Pejudi



            Pada suatu desa, sebut saja desa itu ialah Lubuk Raja, dimana di desa itu ada seorang bapak yang bisa dikatakan sudah tua, namun masih memiliki hobby yang sangat unik (aneh). Beliau sering keluar malam, jarang pulang, sering ngumpul di tempat-tempat tertentu (Markas) mereka, kalaupun dia pulang palingan hanya sebentar, saat dirumah seolah-seolah ada yang membuat dia tak tenang dan harus cepat-cepat beranjak pergi dari rumah itu.
            Ternyata memang hobby beliau memang aneh dibandingan bapak-bapak yang lainnya, yakni befrjudi. Beliau sering lupa keluarga (Istri,Anak,Orang Tua, Dan keluarga lainnya) sering beliau abaikan demi mencari kesenangan yang menurut beliau sangat sayang untuk di lewat kan.
              Apabila ada acara-acara dikampung, di keluarga beliau, dan sebagainya. Beliau sangat jarang hadir karena tadi (JUDI).   Beliau selalu ketinggalan jika berhubungan dengan masyarakat sosial, karena hanya memperdulikan kepentingan nya tanpa memperdulikan kepentingan orang lain dan keluarga terutama nya..
            Dari sini kita sudah dapat melihat bahwa sudah kena gangguan mental, karena dia sudah tak memperdulikan anak dan istrinya. Padahal kita tahu bahwa dunia anak-anak sangat membutuhkan pigur seorang ayah untuk dia, apalagi pigur seorang ayah yang baik untuk anak-anaknya, karena apabila teman-temannya tahu bahwa ayah temannya kelakuannya yang sedemikian, pasti ada iming-iming yang tidak enak sampai ditelinga anaknya.
            Dan cirri-ciri orang yang mempunyai penyakit mental ialah dia sudah acuh terhadap yang disekeliling dia, apalagi masyarakat sosialnya, ini sudah pasti orang tersebut punya kelainan dalam pemikiran yang akhirnnya membuat dia terkena penmyakit kesehatan mental. Namun beliau tak menyadari karena yang beliau pedulian hanya kesenangan duniawi beliau. Kebanyakabn dari seorang pejudi, dapat dipastikan kurangt mendalami agama yang baik, dan tidak adanya pola pikir yang rasional. Karena saat orang mempunyai pola pikir Rasional dan agamanya baik, insyaalllah sudah dipastikan dia tidak akan melakukan judi, karena lebih banyak mudoratnya daripada faedahnya.
            Kita sudah mengetahui sendiri bahwa banyak buruk (kurang baik) dari sebuah Judi. Dan dari kisah ini yang bisa membuat terkenanya gangguan mental masyarakat ialah seseorang keluar dari nilai dan norma, maka bisa dipastikan orang tersebut akan di kucilkan setidak-tidaknya akan dicemooh atau digosipkan oleh ibu-ibu rumpi maupun bapak-bapak rumpi.
            Hmm, dari sinilah mulai kena penyakit mental terjangkit pada masyarakat, karena menceritan orang lain, apalagi keburukan orang lain di muka umum secara berlebihan dan suka hati menceritakan keburukan orang tanpa lagi menutupi aib orang tersebut, apalagi orang tersebut masih seiman dengan kita dan terlebih lagi orang yang kita cemooh itu adalah saudara kita.
            Dalam sabda nabi sendiri mengatakan “janganlah sesekali kamu menceritakan keburukan suatu kaum, karena itu sama saja kamu memakan bangkai saudara mu sendiri”. Begitulah besar nya teguran rasulullah dalam menjaga aib saudaranya, agar kita sesame umat saling menutupi kekurangan satu sama lain.
            Mengumbar keburukan orang lain tidaklah baik. mengapa? Karena hasilnya juga tidak ada hanya air ludah yang keluar, tenggorakan kering, bua ng waktu menghabiskan waktu untuk bercerita dengan hal-hal yang tak penting, apalagi paling utama dalam larangan mencerikan orang adalah dosa. Orang yang kita ceritakan belum tentu seperti apa yang kita ceritakan kepada orang-orang, namun kita sudah posti dapat dosa dari apa yang kita ceritakan kepada orang-orang, karena itu sudah posti dosanya.
            Maka dari itu janganlah sesekali menceritakan keburukan orang lain, siapapun itu, teman,sahabat,keluarga, dan sebagainnya. Karena itu merupakan suatu perbuatan yang tak disukai allah. Menghakimi suatu umat bukanlah tugas kita, karena yang layak menghakimi kita sebagai umat-Nya hanya  dia (Allah).
            Dan kita sebagai manusia biasa saat ini, cobalah un tuk mengikuti aturan dan norma yan g berlaku di masyarakat kita. Seperti pepatah bilang “dimana bumi dipijak di situ langit dijnjung”. Apabila kita sudah mengikuti norma dan nilai yang ada disekeliling kita, hidup pasti kita pasti sudah tenang dan damai. InsyaAllah.
  Terima Kasih. . . . .


Nama : Ister Lestari
Nim   : 11442204472
Jur     : BKI (Keluarga dan Masyarakat)
Fak    : Dakwah Dan Ilmu Komunikasi

Task  : Kesehatan Mental Masyarakat 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar