Rabu, 23 Maret 2016

kesehatan mental masuarakat



NAMA         : ANGGI SAPUTRA
NIM             : 11442104531
DOSEN        : M FAHLI ZATRAHADI
MATA  K    : KONSELING KESEHATAN MENTAL

PENGARUH KESEHATAN MENTAL

1.      TERHADAP PERASAAN

Kalau kita perhatikan orang-orang dalam kehidupannya sehari-hari, akan banyak perbedaan dan macam-macam yang kita lihat. Ada arng yang kelihatannya selalu ceria dan gembira, walau apa pun yang di hadapinya. Dia terlihat selalu bahagia dan di senangi oleh banyak orang, tidak ada yang membenci atau tidak menyukainya, dan pekerjaannya selalu berjalan dengan lancar.
 Sebaliknya ada pula orag yang sering mengeluh dan bersedih hati, tidak cocok dengan orang lain alam pekerjaan, tidak bersemangat serta tidak dapat memikiul tanggung jawab. Hidupnya di penuh kegelisahan, kecemasan dan ketidak puasan dan mudah di serang penyakit-penyakit yang tidak dapat di obati. Atau tidak pernah merasakan kebahagiaan. Dan ada pula orang yang hidupnya suka mengganggu kehidupan orang lain, melanggar hak,mengadu domba memfitnah, menganiaya menipu dan sebagainya.
Dengan banyak nya gejala-gejala yang menimpa masyarakat dalam kihidupan maka terdoronglah hati para ilmuan yang ahli dalam ilmu jiwa untuk menyelidiki dan apa yang menyebabkan tingkah laku orang itu menjadi berbeda, dan dengan usaha tersebut maka timbullah satu cabang termuda dari ilmu tentang jiwa, yakni. Kesehatan mental (mental hygiene).
Pengetahuan ini berkembag luas di Negara-negara yang telah maju, terutama dalam beberapa tahun belakangan ini dan pengetahuan ini telah sampai di tingkat mencari jalan pencegahan (preventive).agar orang tidak lagi menderita kegelisahan dan gangguan jiwa.
Di bawah ini akan kita bicarakan beberapa defenisi tentang kesehatan mental atau gangguan jiwa tersebut, yang mana defenisi itu anara lain :

1.      Terhindarnya seseorang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan gejala-gejala penyakit jiwa (psychose).
2.      Kemaampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri dan rang lain serta lingkungan di mana ia hidup
3.      Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengambangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kebahgiaan kepada diri sendiri dan orang lain.
4.      Terujudnya keharminisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi jiwa, seerta mempunyai kemampuan untuk menghadapi problem-problem yang biasa terjadi.  

Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa orang yang terganggu jiwanya atau dari kesehatan mental, adalah  seseorang yang dalam kehidupannya sering terjadi  suatu  konflik yang terdapat pada batin / jiwa seseorang tersebut, yang apabila seseorang telah terkena gangguan kesehatan mental, maka itu akan sangat cenderung mempengaruh perasaan, pikiran/kecerdasan pada individu tersebut.

Dengan uraian di atas tentu dalam kehidupan di masyarakat sering terjadi hal-hal yang sedemikian rupa, yang mana tanpa disadari terkadang ternyata kita telah menyeleweng atau keluar dari suatu kebenaran yang tidak seharusnya terjadi dalam kehidupan kita bermasyarakat, sebab kita sebagai manusia tidak akan luput dari yang namanya masalah atau problema hidup.

Berikut;

a.       Rasa cemas  (gelisah)
Perasaan tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui apa yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan rsa gelisah dan kecemasan itu. Seorang ibu akan gelisah, kerena anaknya terlambat pulang dari sekolah. Pikran sudah bermacam-macam, takut anak nya di culik, ditabrak  mobil, dan sebagainya. Si ibu bingung, keluh kesah, mengeluh kesana kesini dan lekas pening atau dikarnakan harga makanan naik. Yang mana terlalu banyak  kegelisahan yang tidak pada tempatnya. Bukan nya berpikir bagai mana cara mengatasi masalah tersebut.

b.      Iri hati
Sering iri atas kebhagiaan yang di dapat orang lain, yang mana perasaan ini bukan karena kebusukan hati seperti yang biasa di sangka orang lain, tetapi dikarenakan ia sendiri tidak merasakan kebahagiaan dalam hidupnya. Seorang ibu iri kepada tetangganya yang melihat kebahagiaan keluarga tetangganya tersebut yang mana ibu dari anak-anak tetangganya tersebut begitu rukun dan damai terhadap kedua orang tua nya, sehingga si ibu selalu jengkel terhadap anak-anaknya dan membanding-bandingkan anak nya dengan anak tetangganya, dan si anak pun menjadi pembangkang terhadap orangtua nya. Yang tidak di sadari itu adalah kelalaian dari kedua orang tua tersebut dalam mendidik anaknya.

c.       Rasa rendah diri dan hilang keprcayaan kepada diri.
Rasa rebdah diri dan tidak percaya kepada diri sendiri banyak sekali terjadi kepada pemuda pemudi remaja. Hal ini disebabkan banyak nya terjadi problem yang mereka hadapi yang tidak mendapat penyelesaian dan pengertian dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Disamping itu bisa juga mungkin akibat dari pendidikan dan perlakuan yang di terima nya di waktu masih kecil.
Rasa rendah diri ini lekas membuat seseorang mudah tersinggung  dengan itu munking ia akan menjauh kan diri dari orang banyak, menyendiri, tidak berani mengemukakan pendapat, ( Karena takut salah ) tidak berani bertindak atau memberi inisiatif ( takut tidak di terima orang ). Dan lama-kelamaan akan hilang lah rasa kepercayaan diri pada dirinya, dan selanjutnya dia juga akan kehilangan kepercayaan kepada orang lain, lekas pemarah atau sedih hati, menjadi apatis adan pesimis. Bahkan rasa rendah diri itu mungkinakan menyebabkan dia suka mengkeritik orang lain, dan tingkah lakunya mungkin akan terlihat sombong. dalam pergaulan ia akan terlihat kaku, kurang di senangi oleh kawan kawannya, karena mudah tersinggung dan banyak tidak aktif dalam pergaulan atau pekerjaan.

d.      Rasa sedih
Rasa sedih yang tidak beralasan, atau terlalu banyak hal-hal yang menedihkannya sehingga air mukanya selalu membayangkan kesedihan, meskipun ia orang yang mampu, berpangkat, dihargai orang dan sebagainya. Sesungguhnya rasa sedih ini banyak sekali terjadi. Banyak kita melihat orang yang tidak  pernah gembira, dalam hidupnya. Sebabnya bermacam-macam. Ada ibi yang merasa kesepian karena anak-anak nya sudah besar, tidak banyak memerlukannya lagi, sedang bapak tidak lagi seperti dulu. Sebalik nya ada bapak yang merasa sedih karena dahulu istri yang selalu memperhatikan makan dan minumnya, sekarang telah sibuk mengurus rumah tangga dan anak- anaknya. Pemuda pemudi yang baru meningkat remaja, banyak sekali yang menimpa rasa sedih dan murung yang tidak di ketahui sebab sesungguhnya.  

e.        Pemarah
Marah sebenarnya adalah ungkapan dari rasa hati yang tidak enak, biasanya hal ini di sebabkan dari kekecewaan, ketidakpuasan atau tidak tercapainya suatu keinginan. Apabila seseorang sedang mengalami rasa tidak enak terhadap dirinya, maka sedikit saja suasana luar mengganggu ia akan marah. Bisa saja yangmenjadi sasaran anak, istri, teman keluarga, dan orang di sekitar kita. Namun sesungguhnya dalam suasana tertentu terkadang kita perlu marah yang mana marah itu kita keluarkan dalam situasi dan kondisi yang tepat.

2.      TERHADAP PIKIRAN/KECERDASAN.

Dalam penelitian telah banyak yang mengatakan bahwa kecerdasan seorang anak itu  memang diwaris sesuai dengan hukum waris/keturunan, artinya kecerdasan seorang anak tiu di pengaruhi oleh kecerdasan orang tuanya, apabila seorang anak itu cerdas, kemungkinan besar anaknya juga aan cerdas, dan itu terbukti. Akan tetapi, jika tidak mendapat kesempatan dengan lingkungan yang baik untuk berkembang, maka kecerdasan itu tidak akan mencapai kemampuannya yang maksimal. Seperti bibit tanaman yang baik, jika dibiarkan tumbuh di atas tanah yang kering, dan tidak di rawat di biarkan di penuhi rumput, maka tanaman tersebut tidak ajkan mengahasilkan seperti yang di harapakan.

Mengenai pengaruh kesehatan mental terhadap pikiran memang besar sekali diantara gejala yang sering kita amati; sring lupa, tidak bisa mengkonsentrasikan pikirannya, kemampuan berpikir menurun, sehingga orang beranggapan seolah-olah ia tidak cerdas, dan sebagainya. Dan jiak kita dapati di sekolah seorang anak yang bodoh itu belum tentu ia bodoh amun mungkin ia tidak mampu menggunkan kecerdasannya akibat adanya ketidak tenangan jiwa pada dirinya. Bisa saja hal itu terjadi di sebabkan orang tuanya, yang dengan perlakuan yang terlalu keras, tidak banyak memperdulikan kepentingan si anak,suka membanding-bandingkan si anak dengan anak lain, dan sebagainya. Dan juga banyak sekali anak menjadi pemalas belajar dan bodoh di sekolah, karena orang tua sering berantem, atau tidak saling pengrtian dan penghargaan antara ibu-bapak.




TERIMA KASIH

Daftar pusaka;
Allen, Frederich H,. Psychotherapy With Children New York, Norton, 1942
Axline, Virginia M., Play Therapy, Boston, Houghton, Mifflin,1947
Brower, Daniel & Abt Lawrecce E., Progress In Clinical Psychology, New York, Grune & Straton, 1958
Brayfield, Arthur H., Reading In Modern Methods Of Counseling, New York Appleto-Century-      Crofts,1950…..




Tidak ada komentar:

Posting Komentar